Sunday, 5 August 2012

Pohon Palem 'tumbuh di Antartika'

Pohon palem
Pohon palem pernah tumbuh saat suhu di Antartika pada musim panas mencapai 25C.
Para ilmuwan yang melakukan


Para ilmuwan yang melakukan penggalian di Antartika menemukan bukti bahwa pohon palem pernah tumbuh di kawasan itu.
Analisa serbuk sari dan binatang kecil menunjukkan kondisi masa awal Eocene sekitar 53 juta tahun lalu.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan suhu musim dingin di Antartika mencapai lebih dari 10C, sementara pada musim panas sekitar 25C.

Pengetahuan soal kondisi di masa lalu akan membantu menangani peningkatan CO2 dewasa ini.
Masa awal Eocene -yang sering disebut rumah kaca Eocene- semakin menarik perhatian dalam tahun-tahun terakhir ini untuk meneliti Bumi.

"Ada dua cara untuk menganalisa masa depan," kata salah seorang penulis laporan James Bendle dari Universitas Glasgow.

"Salah satu diantaranya menggunakan model iklim berdasarkan ilmu fisika. Namun kami semakin sering menggunakan pendekatan melihat ke kondisi geologis masa lalu, sama halnya seperti yang akan kita temui pada 10 tahun atau 20 tahun atau beberapa ratus tahun," kata Bendle.

Sendimen di Antartika terhapus

"Gambaran yang kami dapat lebih jelas melalui penelitian geologis"
Dr James Bendle
Masa awal Eocene adalah periode dimana atmosfir dengan konsentrasi CO2 lebih tinggi dibandingkan yang terjadi saat ini sekitar 390 bagian per juta (ppm), dan mencapai paling tidak 600 ppm.
Suhu global saat itu 5C lebih tinggi dan tidak ada perbedaan tajam suhu antara daerah kutub dan katulistiwa.
Penelitian yang dilakukan dengan penggalian dalam tahun-tahun terakhir ini menunjukkan kawasan Arktika memiliki cuaca subtropis.

Namun Antartika merupakan tantangan tersendiri. Melelehnya es sekitar 34 juta tahun lalu menghapus semua sendimen yang dapat digunakan untuk menganalisa cuaca masa lalu.

Dr Bendle mengatakan hasil penelitian dari Eocene dapat digunakan untuk menciptakan model komputer yang digunakan untuk memperkirakan bagaimana cuaca terpengaruh oleh emisi.
"Gambaran yang kami dapat lebih jelas melalui penelitian geologis," kata Bendle.
"Semakin banyak informasi yang kami dapat, model yang kami gunakan dapat memperkirakan perubahan (iklim) dalam beberapa abad mendatang. Itulah pesan pentingnya."

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More