Wednesday 16 May 2012

Makalah Global Warming

1.1 Latar Belakang

Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Manusia sekarang telah mengalami zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan pada bidang perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak positif maupun negatif.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri.

Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming.

Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, masalah Global Warming ini tidaklah dapat diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.

Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan global berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten.

Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam karya tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan global.


1.2 Identifikasi Masalah

Timbulnya masalah pemanasan global yang merupakan masalah lingkungan ini telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan, yaitu penyebab, keberadaan dan dampak yang diakibatkan dari pemanasan global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan global ini dapat diuraikan dalam beberapa bagian :

1. Apakah pemanasan global selalu memberi dampak buruk?

2. Apakah pemanasan global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?

3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “Efek Rumah Kaca” (“Green House Effect”)?

4. Apakah pemanasan global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?

5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?

6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?

Pemanasan global ini mengakibatkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan global, tidak akan ada kehidupan di dunia karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60o Fahrenheit. Namun, pemanasan global menjadi permasalahan dan masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfer mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?


1.3 Rumusan Masalah

Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15%. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar.

Sulfat Aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.

Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organik melepaskan karbon dioksida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon dioksida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.

Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakkan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.

Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit karena bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanasan global ini telah terjadi dan penyebabnya.

Semua ini masih menjadi pertanyaan bagi manusia karena sampai sekarang masih belum mendapatkan penyebab yang pasti dari pemanasan global ini dan manusia juga ingin mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan global yang akan dialami oleh manusia atau makhluk hidup serta dampak bagi lingkungan.

Jika pemanasan global ini terjadi, maka efek yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air dan sebagainya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan agar manusia mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.


1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan global ini adalah :

• Untuk mengetahui secara jelas apa pemanasan global itu.

• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.

• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.

• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan global.

• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan global tersebut.


Bab II

2.1 Pengertian

Sebagai permulaan karya tulis ini dan untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai terminology yang digunakan.


1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan Global

Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan global. Terjadinya pemanasan global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara global.


2. Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca

Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfer. Pada kenyataannya, pemanasan global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfer. Ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi terperangkap di dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfer seperti uap air dan karbon dioksida.


3. Pengertian Perubahan Cuaca

Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfer telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5o – 1.0o F.

Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli akan mencapai 1o - 4.5o F atau 0.6o - 2.5o C dalam 50 tahun mendatang tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Artik.

Secara global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.

Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global pada permukaan bumi.

1.2 Penelitian yang Relevan

Untuk menyusun karya tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memiliki keahlian yang relevan, yaitu para pemerhati dan peneliti lingkungan.

Terdapat beberapa pertanyaan yang melandasi penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

• Apa itu pemanasan global?

• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?

• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan global?

• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan global kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?

• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan global, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di udara dan emisi?

• Dan apabila pemanasan global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?


Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan dijelaskan di bawah ini:

1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur global selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan dan lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai bumi dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.

2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat dan manusia harus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.

3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar 35.000 ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang bumi dan planet-planet mengeluarkan pernyataan mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan global.
4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan global.

5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.

1.3 Hipotesis

• Pemanasan global memang benar-benar ada.

• Pemanasan global telah lama terjadi.

• Pemanasan global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2, No2, dan lain-lain.

• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.

• Adanya pemanasan global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.

• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan global membawa dampak negatif bagi bumi.

Wednesday 9 May 2012

Makalah Budidaya Rumput Laut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian nasional, terutama sumbangannya tehadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan devisa negara, tetapi belum mengangkat pendapatan petani.
Budidaya rumput laut yang dikembangkan dimasyarakat tani tambak, keberadaannya cukup memberikan andil dalam menciptakan lapangan kerja dan dapat mengatasi tingkat pengangguran dengan memanfaatkan angkatan kerja terutama proses pasca panen.
Di Sulawesi Selatan khususnya Kota Palopo, pengembangan rumput laut jenis (Gracillaria) sangat diminati oleh petani tambak, karena tidak membutuhkan biaya besar, pasar terbuka luas dengan harga yang layak.
1.2     Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu :
1.      Berapakah pendapatan yang diperoleh petani dalam satu siklus produksi budidaya rumput laut
2.      Bagaimana efisiensi penggunaan biaya produksi dalam budidaya rumput laut yang dikelolah petani
1.3     Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari budidaya rumput laut
2.      Untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya produksi dalam budidaya rumput laut yang dikelolah petani


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika
Divisio   :Rhodophyta
Kelas      :Florideophyceae
Ordo      :Gracilariales
Famili     :Gracillariaceae
Genus    : gracillaria
Spesies   :Eucheumaspinosum
2.2 Klasifikasi rumput laut Eucheuma spinosum menurut Atmaja et al., (1996) adalah sebagai berikut :
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma spinosum
Morfologi rumput laut jenis gracillaria sp tidak memiliki perbedaan antara akar, batang,dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan talus dengan berbagai bentuk percabangannya, secara alami gracillaria hidup dengan melekatkan tallusnya pada subtrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang mati, batu.
2.3 Syarat Tumbuh
Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan  budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya.
a.     Keadaan Tambak
#  Keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikit lumpur. Perlu diusahakan supaya dasar tambak tidak terlalu banyak mengandung lumpur (ketebalan lumpur maksimal 15 sampai 20 cm) dan bila dipandang perlu dapat dilakukan pengurasan lumpur. Beberapa alternatif bentuk/disain tambak dapat dilihat pada lampiran.
# Tambak harus bersih dari tanaman lain yang dapat membusuk, terutama yang dapat meningkatkan derajat keasaman dasar tambak. Derajat keasaman (pH) dasar tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang paling ideal adalah sekitar 6,5 sampai 8,5. Untuk mengurangi keasaman dapat dilakukan terlebih dahulu "penebaran kapur".
# Tambak harus memiliki saluran air yang baik dan bersih (tidak terlalu banyak mengandung lumpur), serta setiap petak tambak diusahakan memiliki 2 (dua) buah pintu air, yang akan berfungsi sebagai pintu-pintu untuk air masuk dan air keluar.
# Pasang-surut air laut harus mempengaruhi kondisi air di dalam tambak untuk melakukan pergantian air.
# Gelombang atau arus air di dalam tambak (sebagai akibat angin atau pengaruh pasang surut) diupayakan tidak terlalu besar, sehingga tidak mengakibatkan berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Akan tetapi gelombang dan arus air di dalam tambak harus cukup untuk memberikan gerakan bagi tanaman.
# Pematang tambak supaya diusahakan cukup rapih dan dapat digunakan sebagai sarana jalan dalam pengelolaan tambak dan/atau dapat difungsikan pula sebagai tempat penjemuran hasil panen dengan menggunakan alas.
b.      Kualitas Air
1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo - 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo - 25o/oo,
2. Suhu air berkisar antara 180C sampai 300C dan yang ideal sekitar 200C sampai 250 C.
3. pH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,5 sampai 8,5.
4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi     tanaman untuk menerima sinar matahari.



BAB III
TEKNIK BUDIDAYA
3.1Pemilihan Lokasi
Sebagaimana di laut, rumput laut di tambak juga membutuhkan beberapa persyaratan tertentu yaitu :
a.       Berada disepanjang pantai dengan perairan langsung dari laut atau saluran air
b.      Kedalaman rata-rata 70cm
c.       Airnya jernih sehingga matahari dapat tembus kedasar tambak untuk proses fotosintesa
d.      Pemasukan dan pengeluaran air mudah dilaksanakan setiap saat dibutuhkan
e.       Bebas dari pengaruh air tawar yang berlebihan
f.       Dasar tambak rata dan bersih.
3.2 Kontruksi Tambak
a.       Pematang wiling harus kuat dan bebas dari bocoran
b.      Tinggi rata-rata 1m
c.       Pintu air 2 buah untuk pemasukkan dan pengeluaran
3.3 Pengapuran
          Sebelum penebaran bibit dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan pengapuran yang bertujuan untuk menjernihkan air dan menstabilkan pH dan O2,
3.4Penyediaan Bibit
Berdasarkan pengalaman para petani rumput laut, bibit yang paling cocok untuk dibudidayakan adalah bibit lokal, karena disamping mudah dalam hal pengadaannya juga bibit tersebut telah cocok dengan persyaratan untuk pertumbuhannya secara alami.
Akan tetapi bila ternyata pada lokasi yang telah ditentukan tidak terdapat bibit lokal yang dikehendaki, maka dapat pula dilakukan dengan cara mendatangkan bibit yang sesuai dengan yang dikehendakidari lokasi lain. Bila terjadi hal yang demikian, maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara membawa bibit tersebut dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kerusakan selama dalam perjalanan.
3.5Penanaman
1.      Terlebih dahulu tambak dialiri air sedalam 50-70cm
2.      Bibit yang telah disediakan ditebar secara merata di tambak
3.      Air dipertahankan selama 3-5 hari setelah penebaran, agar rumput laut tumbuh secara merata tanpa terganggu oleh arus air
3.6pemeliharaan dan pemupukan
Dalam pemeliharaan rumput laut, perawatan kualitas air dan kejernihan air sangat penting agar rumput laut tumbuh secara optimal. Pada saat air tambak tenang, rumput laut digoyang agar bersih dan tidak mengganggu proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan cepat.
Pemberian pupuk pada rumput laut tidak sama dengan pemberian pupuk pada tanaman lain. Pupuk yang diberikan adalah urea sebanyak 50kg/ha dan NPK Ponska sebanyak 35kg/ha, dengan dosis pemupukan adalah :
-        25kg urea di campur dengan 20kg NPK Ponska pada saat umur tanaman 15 hari setelah tabur
-        25kg urea dan 15kg NPK Ponska 10 hari sebelum panen.
3.7Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman rumput laut termasuk tahan hama kecuali ikan baronang dan lumut, cara pengendalian adalah dengan cara diversifikasi bandeng untuk membasmi lumut sedangkan untuk pengendalian hama ikan lainnya (baronang) digunakan pestisida,seperti drosban.
3.8Panen
Tanaman rumput laut dapat dipanen bila usia pemeliharaan sudah mencapai 25 – 30 hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan antara lain :
a.       Panen dilakukan saat air disurutkan
b.      Panen dilakukan saat umur tanaman 35-40 hari, selanjutnya setelah 26-30 hari
c.       Panen dilakukan dengan cara memetik tanaman secara merata dengan meninggalkan sebagian sebagai bibit
d.      Setelah panen selesai segera dimasukkan air baru kemudian dilakukan pemupukan ulangan
3.9    Pascapanen
a.       Rumput laut di cuci dan dibersihkan
b.      Penjemuran dilakukan diatas pematang dengan yang dialasi rang atau faring
c.       Lama penjemuran 1-2 hari, atau tergantung terik matahari
d.      Rumput laut yang kering apabila digenggam dan kemudian dilepaskan akan mengembangkembali dan warnanya coklat kehijauan dan kehitam-hitaman
e.       Rumput laut yang sudah kering disimpan pada tempat yang kering dan terlindungi.


3.10                   
BAB IV
ANALISA USAHA TANI
4.1 Data Responden
Nama                                               : Marjun S.pd
TTL                                                 : Rante damai
Agama                                             : Islam
Alamat                                            : Kel. Songka kota palopo
Tanggungan                                   : 6 org
Luas Tambak                                 : 1 Ha
4.2 Analisa Usaha
Analisa usaha tani tanaman rumput laut pada tambak seluas 1Ha sebagai berikut :
1.      Biaya produksi
-     PBB                                                                                = Rp       40.000,00
-     Bibit 1.000kg @ Rp 1.500                                             = Rp  1.500.000,00
-     Bibit ikan bandeng 600 ekor @ Rp. 150                       = Rp       90.000,00
                                               Total fixed cost              = Rp 1.630.000,00 
-     Pupuk :
·      Pupuk urea 1 sak @ Rp. 120.000                              = Rp       95.000,00
·      Pupuk NPK 1 sak @ Rp 150.000,00                        = Rp     150.000,00
·      Kapur 30 sak @ Rp 4.500,00                                    = Rp     135.000,00
-     Pestisida :
·      Drosban 1Ltr @ Rp 75.000,00                                  = Rp       75.000,00
-     Biaya tenaga kerja
·      Panen 1.500kg @ Rp 600,00                                    = Rp     900.000,00
·      Penanaman 5org @ Rp. 35.000                                 = Rp     175.000,00      
-     Penyusutan alat 1 kali proses produksi
·      Perahu dari drum plastik Rp 350.000                        = Rp       29.500,00      
·      Parang @ Rp 60.000                                                 = Rp         5.000,00
·      Petibak @ Rp 65.000                                                = Rp         5.500,00      
                                               Total variabel cost         = Rp 1.395.000,00
           = Rp 1.630.000 + Rp 1.395.000
           = Rp 3.025.000
3.      Produksi 1,5 ton = 1.500 kg
4.      Harga Rp 4.500,00/kg
5.      Total revenju = 1.500 x 4.500 = Rp 6.750.000
6.      Profit = Rp 6.750.000 – Rp 3.025.000
 = Rp 3.725.000
7.      B/C ratio = Rp 3.725.000
Rp 3.025.000
= 1,23

BAB V
KESIMPULAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Berdasarkan hasil analisa tingkat pendapatan petani yang diperoleh dari hasil usaha budidaya rumput laut perpanen dengan luas tambak 1ha sebesar Rp.3.725.000
2.        Berdasarkan hasil analisa tingkat penerimaan efisiensi biaya yang digunakan memperlihatkan, bahwa rumput laut layak diusahakan karena menghasilkan B/C ratio sebesar 1,23 untuk satu kali proses produksi
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.         Pemberian dan pemakaian sarana produksi bibit, pupuk, pengendalian Hama penyakit perlu ditingkatkan untuk mendapatkan produksi yang optimal
2.         Penanganan proses rumput laut seperti waktu panen, kebersihan, kekeringan dan pengepakan harus mengikuti perlakuan teknis sehingga dapat bersaing di pasaran terutama untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More