BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan kenyataan hidup telah ada. Hal itu munculsebagai proses pemikiran ekonomi pada akhir abad ke-15 yang pada waktu itu sering terjadikelaparan. Pada keadaan tersebut, kebutuhan pertama adalah meningkatkan produktivitas tanah.Menurut pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang kemudiandidukung oleh pihak lain. Walaupun teori para ahli pertanian ternyata tidak benar, namun intuisinyaadalah benar.
Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan dan menopang tenaga kerjayang diperlukan oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo 2002:216).Dalam perubahan scenario, produktivitas memperoleh dimensi yang lebih besar sebagai proses yangmenghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini merupakan hasil keyakinan bahwa terdapat perbedaanantara sarana kenikmatan hidup dan tingkat kenikmatan hidup yang diperoleh.Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.
Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah (2000), mengatakan bahwa tujuan utamamanajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamakatau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi,pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi,seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.
Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah(2000) membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja denganmempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembanganbahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertianteknis sampai dengan perilaku
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menentukan tenaga kerja pada KLK ?
2. Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi pegawai / karyawan pada KLK
3. Bagaimana pengembangan SDM pegawai ?
4. Bagaimana sistem penggajian pada KLK ?
5. Bagaimana Jaminan Keselematan Kerja ?
1.3 TUJUAN PKL
Secara umum, maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktik KerjaLapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Agar UNCP mampu melahirkan insan-insan yang professional, beriman, bertakwa,berbudi luhur, dan menguasai teknologi informasi.
2. Memberikan pembelajaran dan pengalaman kepada mahasiswa akan sistem kerja didalam dunia kerja yang nyata
1.4 MANFAAT PKL
1) Dapat mendewasakan pemikiran mahasiswa untuk melaksanakan dan memecahkan masalah dalam sektor pertanian.
2) Memberikan keterampilan pada mahasiswa untuk melaksanakan program-program pengembangan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
Sejarah Tentang MutuPada mulanya mutu produk ditentukan oleh produsen. Pada perkembangan selanjutnya, mutuproduk ditentukan oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya bahwa produk itu bermutu bagusyang memang dapat dijual, karena produk tersebut dibutuhkan oleh pembeli dan bukan menjualproduk yang dapat diproduksi.Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system, perkembangan di AmerikaSerikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnyamasyarakat bisnis. Namun beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalandan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telahdihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besardapat dikemukakan berikut ini.1. F.W. Taylor (1856-1915
Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja(devision of work).Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual,memperoleh gelar Bapak Manajemen Ilmiah (The Farther of Scientific Management). Dalambukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu :
a. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari.
b. Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang menjadibagiannya.
c. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.
d. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang telahditentukan (personal loss).
Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dan dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.
Shewhart (1891-1967) mengatakanbahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaanalat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chartuntuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dantidak. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana kedua sarjana ini ahlidalam bidang statistik.3. Edward DemingLahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah memberikanpelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada paramanajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan.
Katanya : Quality is not determined onthe shop floor but in the executive suite. Pada 1950, beliau diundang oleh, The Union to JapaneseScientists and Engineers (JUSE) untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Demingdapat disimpulkan sebagai berikut : Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken byworkers. The system of work that determines how work is performed and only managers can create system. Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and toolsthat worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality. Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product orservice will be solved.Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemenmutu terpadu. Prof JuranMengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di dalammenstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepanguntuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu serikonsep yang menjadi dasar bagi suatu management process yang terpadu. Juranmendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenaldengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement.
Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut :
a. Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akanmenyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransferpengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
b. Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkandengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahuikemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
c. Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankansehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskanorang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyekmutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu danmempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekedar menggambarkan secara singkat saja. Masih banyak parasarjana di bidang mutu yang tidak sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang jelas para sarjanatersebut sependapat bahwa konsep :
d. pentingnya perbaikan mutu secara terus menerus bagi setiapproduk walaupun tehnik yang diajarkan berbeda-beda
e. Kini sampailah pada pengertian mutu yangdiambil dari America Society for Quality Control yang mengatakan : Quality is the totality of featuresand characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of implied needs(Kotler : 1994).Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk bermutu kalau dapat memuaskan parapelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.Manajemen mutu terpadu
Kitasependapatbahwa mutu tidak ditentukan oleh pekerjaan di bengkel atau oleh tehnis pemberi jasa yang bekerja melayani pelanggan akan tetapi ditentukan oleh para manajer senior suatuorganisasi yang berkat posisi yang dimilikinya bertanggung jawab kepada pelanggan, karyawan,pemasok dan pemegang saham untuk keberhasilan suatu usaha. Manajer senior ini mengalokasikanimplementasi proses manajemen yang memungkinkan perusahaan memenuhi visi dan misi mereka.Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktektelah dicapai pengembangan suatu model sederhana akan tetapi sangat efektif untukmengimplementasikan manajemen mutu terpadu. Model tersebut terdiri dari komponen-komponenberikut :Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahanyang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan.Prinsip : Fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.Elemen : Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran danpengakuan serta pengukuran.Model di atas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :
1. Fokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk yang dapatditerima.
3. Fokus yang memanfaatkan bakat para karyawan.Tiga prinsip mutuTiga prinsip mutu yang di atas yaitu :
· Fokus pada pelangganMutu berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa kebutuhandan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau organisasi/perusahaan secara keseluruhanbermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).
· Perbaikan prosesKonsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa barang dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting untukmengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secaraterus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiapsaat tanpa variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnyabelum dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali prosestersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, agarpelanggan puas.
· Keterlibatan totalPendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan mencakup usahayang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatukeunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki.
Karyawan pada semuatingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam strukturkerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses danmemuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke waktu menjadi mitra melaluikerjasama dengan para karyawan yang telah diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkanorganisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawanyang telah diberi kuasa tersebut.Elemen pendukung dalam TQMElemen-elemen pendukung dimaksud adalah :
KepemimpinanManajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakanalat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasilmenerapkan konsep manajemen mutu terpadu.
Ketika memutuskan untuk menggunakanMMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru danpimpinan tidak bisa diremehkan.Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalamsuatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling hebatpendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yangberat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secarapartisipatif, baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen, yang dapat mereka pergunakanuntuk mencapai keduanya.Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip danelemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yangberkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
Pendidikan dan PelatihanMutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yangdibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baikinformasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki diseluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.
Struktur PendukungManajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlumelaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luarmelalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenaimutu, membantu melalui network dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi danmembantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi timmanajer senior.
KomunikasiKomunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agardapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguhuntuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemupribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, danmenjawab pertanyaan dari setiap karyawan.
Ganjaran dan PengakuanTim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran,sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akanmemberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkanpromosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasilmencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagikaryawan lainnya.
PengukuranPenggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan prosesmanajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahubahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Didalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untukmenentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benardipenuhi.Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis sertasangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yangsebenarnya.
Di samping keenam elemen pendukung di atas, maka ada unsure yang tidak bisa diabaikan yaitugaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimanaseorang manajer sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh padapelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan.
Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen mutu terpadu yaitu :
a. Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan hanya pendapat saja.
b. Pimpinan merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.
c. Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan.
d. Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang memahami misi,visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.
e. Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan
f. Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan yangberhasil/berjasa
g. Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram
h. Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal
i. Pendai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat
j. Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan
k. Mau mendengar dan menyadari kesalahan
l. Selalu berusaha memperbaiki system dan banyak berimprovisasi
m. Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja
Bagaimana Penerapannya di Indonesia?Berdasarkan data yang ada telah dibuktikan penerapan manajemen mutu terpadu telah berhasildengan baik di Jepang kalau dilaksanakan secara konsekuen, sehingga membuktikan produk Jepangtelah menbanjiri pasar, terutama di Amerika Serikat untuk produk mobil dan elektronik, walaupuncikal bakal manajemen mutu berasal dari negara Paman Sam tersebut. Sukses ekonomi luar biasa inirupakan menyadarkan Amerika Serikat untuk menerapkan manajemen mutu terpadu. Hal inikemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan Timur Tengah dalam tingkat perintisan.Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia?
Jawabnya mungkin saja kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk danpelayanan, sehingga dapat memuaskan para pelanggan.Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para pemegang saham.Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulanmutu.Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukandengan cara otoriter, sehingga di peroleh suasan kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yangbelum berhasil/berbuat salah.Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatanmutu
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Lokasi dan waktu Pelaksanaan
Lokasi dan Waktu penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumberdadi Kec.Bone-Bone Kab. Luwu Utara dengan pertimbangan untuk persyaratan lokasi kegiatan ini mudah di jangkau dan memenuhi syarat untuk penelitian. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 23 Mei sampai 9 Juni 2012.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Penentuan Tenaga Kerja
Dalam menentukan tenaga kerja atau karyawan Kantor Latihan Kerja, Kepalah Kantor melihat dari segi kebutuhan pegawai yaitu melihat posisi yang kosong dalam kantornya kemudian menempatkan beberapa anggotanya pada posisi tersebut.
4.2. Proses Rekrutmen Dan Seleksi Pegawai
Sebelum dapat mengisi sebuah lowongan kerja, organisasi haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan. Sebuah organisasi memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada pencapaian tujuannya. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok organisasi.
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah meleksanakan rekrutman. Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi atau perusahaan. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.
Dalam proses rekrutmen dan seleksi pegawai pada KLK Pimpinan KLK melakukan beberapa Tes untuk menguji setiap peserta sehingga pihak KLK betul – betul mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan KLK.
Dalam proses rekrutmen dan seleksi pegawai pihak KLK melakukan beberapa tes diantaranya seperti:
a. Tes tertulis
b. Tes wawancara
4.3. Pengembangan SDM Pegawai
Untuk meningkatkan SDM pada KLK Kepala Kantor melakukan beberapa program pelatihan kepada pegawainya. Program – program tersebut di harapkan dapat meningkatkan kualitas SDM pegawai pada KLK
Program – Program tersebut yaitu :
a. Pelatihan Keterampilan
b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
c. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang – undangan
d. Pelatihan Penyusunan laporan capaian kinerja dan iktisar realisasi kinerja
e. Proram peningkatan penerapan teknologi pertanian / perkebunan
Penyusunan program diatas di harapkan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pada KLK sehingga kedepanya KLK mampu menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan siap kerja dalam berbagai bidang sehingga
4.4. Sistem Penggajian
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi.
Pasal 89 Undang-Undang Nomor 13 menyatakan bahwa penentuan upah minimum diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan kehidupan yang layak. Upah minimum ditentukan oleh Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah dan serikat buruh/serikat pekerja ditambah perguruan tinggi dan pakar.
Dalam sistem penggajian pada KLK, setiap pegawai memiliki Gaji yang berbeda system penggajian di dasarkan pada pangkat dan golongan setiap pegawai yang ada pada KLK. Karena KLK merupakan Lembaga milik Pemerintah sehingga pegawai pada KLK sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil atau PNS.
Namun ada beberapa posisi dalam KLK yang di tempati oleh pegawai non PNS seperti Satpam, klining servis dan lain-lain mereka di Gaji sesuai dengan tingkat Tanggung Jawab mereka yaitu di dasarkan pada kerumitan dan resiko pekerjaan yang mereka lakukan.
4.5. jaminan keselamatan kerja
Proteksi merupakan sistem perlinduangan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh prusahan kepada pekerja. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari sisi financial, kesehatan, maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga pekerja dapat beraktivitas dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai tambah perusahaan.
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keaharusan bagi perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang – udangan. Dalam melaksanakan program prteksi, banyak perusahaan bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggungan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing – masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing – masing .
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Input, proses, output dan outcomes merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat terwujud apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil secara instant, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan agar dapatmewujudkan produktivitas yang tinggi.
5.2. Saran
Mewujudkan kondisi ideal di mana TQM dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasamaseluruh komponen penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia . Dengan demikian produktivitas yang diharapkan sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan memaknai dan mengaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. --------- 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gaffar, Fakry. 1989. Menghargai Pengabdian Guru. Bandung: University Press Universitas PendidikanIndonesia.
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.