Percaya tidak percaya, tubuh manusia sebenarnya menyimpan kekuatan yang
mampu membangkitkan api. Sejumlah peristiwa telah membuktikan keberadaan
manusia api.
1. W.M. Underwood
Dalam buku Scientific American, diceritakan pada tahun 1882 bahwa W.M. Underwood memiliki nafas yang panas. Hembusan nafasnya dapat membakar sapu tangan dan kertas. Jika dia berburu dan lupa membawa korek, ia akan mengumpulkan daun kering, menumpuk, lalu meniupnya hingga terbakar. (semoga ulang tahunnya tak dirayakan dengan acara tiup lilin ). Underwood bukan satu-staunya, masih banyak orang yang mengalami fire prone atau pyrokinetics.
2. Tong Tangjiang
Jika Underwood bisa mengontrol kekuatannya, Tong hanya bisa pasrah setiap kali datang api. Kejadian pertama dialaminya pada April 1990, ketika keluarganya melihat asap keluar dari celana panjangnya. Ia dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan luka bakar tersebut. Dalam 2 jam tubuhnya menyala selama tiga kali lagi. Dokter yang merawatnya menduga Tong mampu membangkitkan aliran arus listrik setiap kali senang atau stres. Apa yang terjadi pada Tong Tangjiang disebut SHC atau penghangusan tubuh secara spontan. SHC sering berakibat fatal karena panas yang terjadi mampu membakar tubuh hingga menjadi abu. Berbeda dengan pengidap pyrokinetics yang hanya membakar benda-benda sekitarnya, bukan dirinya sendiri.
Manusia Mata Api
Memiliki kemampuan pyrokinetics justru menjadi ketidaknyamanan tersendiri.
Willy Brough dari Turlock, Kalifornia, diduga mampu menyalakan api hanya dengan memandanginya. Akibatnya ia harus diusir keluarganya karena dianggap kerasukan roh jahat. Setelah dipungut seorang petani dan kembali disekolahkan, bocah 12 tahun itu membakar lima ruang kelas dengan kemampuan sorot matanya.
Benedetto Supino dari Formia, juga memiliki kemampuan sama. Pada tahun 1982 buku komik yang dibacanya tiba-tiba menyala, sejak itu ia dan keluarganya dikejutkan oleh beberapa kebakaran. Meja kursi dan aneka perabotan terbakar tiap kali Benedetto melewatinya. Begitu pula barang-barang yang ia amati dengan serius. Para peneliti tidak mampu menemukan penjelasan dibalik semua kebakaran tersebut. Benedetto hanya bisa mengandalkan bantuan parapsikolog Demetrio Croce untuk belajar mengontrol kekuatannya.
Carol Compton pada tahun 1983 di Italia dituduh membakar rumah dengan sengaja dan satu usaha pembunuhan. Awalnya pada tahun 1982 Carol bekerja sebagi pramusiwi, saat ia bekerja terjadi tiga kebakaran di ruang tamu majikannya, Carol dituduh sebagai pelaku. Pada kesempatan lain Carol bertugas menjadi pengasuh Agnesee, pada malam hari tempat tidur kakek Agnesee dilalap api, esok paginya api menghanguskan kasur lipat saat Agnesee tidur diatasnya. Carol dituduh melakukan pembakaran tersebut meskipun saat kejadian berlangsung ia tengah berada di ruang lain bersama anggota keluarga lainnya. Karena kejadian tersebut, Carol mendapat hukuman penjara 7 tahun dan julukan sebagai penyihir
Api Berasal dari Kekuatan Pikiran
Dalam fenomena manusia pyrokinetics, peneliti mencoba mencari pendekatan yang wajar seperti puntung rokok yang menyala, bara yang terpercik dan sebagainya. Sebagian orang mengaitkannya dengan poltergeist yang manifestasinya sering berupa kecelakaan kebakaran. Poltergeist yang dimaksud bukan disebabkan oleh roh jahat, tapi karena pribadi yang terganggu.
Vincent H. Gaddis berdasarkan penelitiannya di bidang parapsikologi tahun 1967 berpendapat ada kekuatan pikiran yang mampu meningkatkan gejolak meolekul yang berpengaruh langsung pada suatu objek. Begitu gejolak meningkat, objek menjadi panas kemudian terbakar. Tidak heran bila orang yang telah mampu mengontrol kekuatan pikiran akan mampu melakukan hal tersebut.
Kemampuan luar biasa seperti orang-orang tadi mungkin saja dimiliki oleh nabi dengan mukjizatnya, seperti halnya tongkat nabi Musa, tapi mungkinkah manusia di jaman sekarang?