Wednesday 9 May 2012

Makalah Budidaya Rumput Laut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian nasional, terutama sumbangannya tehadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan devisa negara, tetapi belum mengangkat pendapatan petani.
Budidaya rumput laut yang dikembangkan dimasyarakat tani tambak, keberadaannya cukup memberikan andil dalam menciptakan lapangan kerja dan dapat mengatasi tingkat pengangguran dengan memanfaatkan angkatan kerja terutama proses pasca panen.
Di Sulawesi Selatan khususnya Kota Palopo, pengembangan rumput laut jenis (Gracillaria) sangat diminati oleh petani tambak, karena tidak membutuhkan biaya besar, pasar terbuka luas dengan harga yang layak.
1.2     Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu :
1.      Berapakah pendapatan yang diperoleh petani dalam satu siklus produksi budidaya rumput laut
2.      Bagaimana efisiensi penggunaan biaya produksi dalam budidaya rumput laut yang dikelolah petani
1.3     Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari budidaya rumput laut
2.      Untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya produksi dalam budidaya rumput laut yang dikelolah petani


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika
Divisio   :Rhodophyta
Kelas      :Florideophyceae
Ordo      :Gracilariales
Famili     :Gracillariaceae
Genus    : gracillaria
Spesies   :Eucheumaspinosum
2.2 Klasifikasi rumput laut Eucheuma spinosum menurut Atmaja et al., (1996) adalah sebagai berikut :
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma spinosum
Morfologi rumput laut jenis gracillaria sp tidak memiliki perbedaan antara akar, batang,dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan talus dengan berbagai bentuk percabangannya, secara alami gracillaria hidup dengan melekatkan tallusnya pada subtrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang mati, batu.
2.3 Syarat Tumbuh
Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan  budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya.
a.     Keadaan Tambak
#  Keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikit lumpur. Perlu diusahakan supaya dasar tambak tidak terlalu banyak mengandung lumpur (ketebalan lumpur maksimal 15 sampai 20 cm) dan bila dipandang perlu dapat dilakukan pengurasan lumpur. Beberapa alternatif bentuk/disain tambak dapat dilihat pada lampiran.
# Tambak harus bersih dari tanaman lain yang dapat membusuk, terutama yang dapat meningkatkan derajat keasaman dasar tambak. Derajat keasaman (pH) dasar tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang paling ideal adalah sekitar 6,5 sampai 8,5. Untuk mengurangi keasaman dapat dilakukan terlebih dahulu "penebaran kapur".
# Tambak harus memiliki saluran air yang baik dan bersih (tidak terlalu banyak mengandung lumpur), serta setiap petak tambak diusahakan memiliki 2 (dua) buah pintu air, yang akan berfungsi sebagai pintu-pintu untuk air masuk dan air keluar.
# Pasang-surut air laut harus mempengaruhi kondisi air di dalam tambak untuk melakukan pergantian air.
# Gelombang atau arus air di dalam tambak (sebagai akibat angin atau pengaruh pasang surut) diupayakan tidak terlalu besar, sehingga tidak mengakibatkan berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Akan tetapi gelombang dan arus air di dalam tambak harus cukup untuk memberikan gerakan bagi tanaman.
# Pematang tambak supaya diusahakan cukup rapih dan dapat digunakan sebagai sarana jalan dalam pengelolaan tambak dan/atau dapat difungsikan pula sebagai tempat penjemuran hasil panen dengan menggunakan alas.
b.      Kualitas Air
1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo - 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo - 25o/oo,
2. Suhu air berkisar antara 180C sampai 300C dan yang ideal sekitar 200C sampai 250 C.
3. pH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,5 sampai 8,5.
4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi     tanaman untuk menerima sinar matahari.



BAB III
TEKNIK BUDIDAYA
3.1Pemilihan Lokasi
Sebagaimana di laut, rumput laut di tambak juga membutuhkan beberapa persyaratan tertentu yaitu :
a.       Berada disepanjang pantai dengan perairan langsung dari laut atau saluran air
b.      Kedalaman rata-rata 70cm
c.       Airnya jernih sehingga matahari dapat tembus kedasar tambak untuk proses fotosintesa
d.      Pemasukan dan pengeluaran air mudah dilaksanakan setiap saat dibutuhkan
e.       Bebas dari pengaruh air tawar yang berlebihan
f.       Dasar tambak rata dan bersih.
3.2 Kontruksi Tambak
a.       Pematang wiling harus kuat dan bebas dari bocoran
b.      Tinggi rata-rata 1m
c.       Pintu air 2 buah untuk pemasukkan dan pengeluaran
3.3 Pengapuran
          Sebelum penebaran bibit dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan pengapuran yang bertujuan untuk menjernihkan air dan menstabilkan pH dan O2,
3.4Penyediaan Bibit
Berdasarkan pengalaman para petani rumput laut, bibit yang paling cocok untuk dibudidayakan adalah bibit lokal, karena disamping mudah dalam hal pengadaannya juga bibit tersebut telah cocok dengan persyaratan untuk pertumbuhannya secara alami.
Akan tetapi bila ternyata pada lokasi yang telah ditentukan tidak terdapat bibit lokal yang dikehendaki, maka dapat pula dilakukan dengan cara mendatangkan bibit yang sesuai dengan yang dikehendakidari lokasi lain. Bila terjadi hal yang demikian, maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara membawa bibit tersebut dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kerusakan selama dalam perjalanan.
3.5Penanaman
1.      Terlebih dahulu tambak dialiri air sedalam 50-70cm
2.      Bibit yang telah disediakan ditebar secara merata di tambak
3.      Air dipertahankan selama 3-5 hari setelah penebaran, agar rumput laut tumbuh secara merata tanpa terganggu oleh arus air
3.6pemeliharaan dan pemupukan
Dalam pemeliharaan rumput laut, perawatan kualitas air dan kejernihan air sangat penting agar rumput laut tumbuh secara optimal. Pada saat air tambak tenang, rumput laut digoyang agar bersih dan tidak mengganggu proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan cepat.
Pemberian pupuk pada rumput laut tidak sama dengan pemberian pupuk pada tanaman lain. Pupuk yang diberikan adalah urea sebanyak 50kg/ha dan NPK Ponska sebanyak 35kg/ha, dengan dosis pemupukan adalah :
-        25kg urea di campur dengan 20kg NPK Ponska pada saat umur tanaman 15 hari setelah tabur
-        25kg urea dan 15kg NPK Ponska 10 hari sebelum panen.
3.7Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman rumput laut termasuk tahan hama kecuali ikan baronang dan lumut, cara pengendalian adalah dengan cara diversifikasi bandeng untuk membasmi lumut sedangkan untuk pengendalian hama ikan lainnya (baronang) digunakan pestisida,seperti drosban.
3.8Panen
Tanaman rumput laut dapat dipanen bila usia pemeliharaan sudah mencapai 25 – 30 hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan antara lain :
a.       Panen dilakukan saat air disurutkan
b.      Panen dilakukan saat umur tanaman 35-40 hari, selanjutnya setelah 26-30 hari
c.       Panen dilakukan dengan cara memetik tanaman secara merata dengan meninggalkan sebagian sebagai bibit
d.      Setelah panen selesai segera dimasukkan air baru kemudian dilakukan pemupukan ulangan
3.9    Pascapanen
a.       Rumput laut di cuci dan dibersihkan
b.      Penjemuran dilakukan diatas pematang dengan yang dialasi rang atau faring
c.       Lama penjemuran 1-2 hari, atau tergantung terik matahari
d.      Rumput laut yang kering apabila digenggam dan kemudian dilepaskan akan mengembangkembali dan warnanya coklat kehijauan dan kehitam-hitaman
e.       Rumput laut yang sudah kering disimpan pada tempat yang kering dan terlindungi.


3.10                   
BAB IV
ANALISA USAHA TANI
4.1 Data Responden
Nama                                               : Marjun S.pd
TTL                                                 : Rante damai
Agama                                             : Islam
Alamat                                            : Kel. Songka kota palopo
Tanggungan                                   : 6 org
Luas Tambak                                 : 1 Ha
4.2 Analisa Usaha
Analisa usaha tani tanaman rumput laut pada tambak seluas 1Ha sebagai berikut :
1.      Biaya produksi
-     PBB                                                                                = Rp       40.000,00
-     Bibit 1.000kg @ Rp 1.500                                             = Rp  1.500.000,00
-     Bibit ikan bandeng 600 ekor @ Rp. 150                       = Rp       90.000,00
                                               Total fixed cost              = Rp 1.630.000,00 
-     Pupuk :
·      Pupuk urea 1 sak @ Rp. 120.000                              = Rp       95.000,00
·      Pupuk NPK 1 sak @ Rp 150.000,00                        = Rp     150.000,00
·      Kapur 30 sak @ Rp 4.500,00                                    = Rp     135.000,00
-     Pestisida :
·      Drosban 1Ltr @ Rp 75.000,00                                  = Rp       75.000,00
-     Biaya tenaga kerja
·      Panen 1.500kg @ Rp 600,00                                    = Rp     900.000,00
·      Penanaman 5org @ Rp. 35.000                                 = Rp     175.000,00      
-     Penyusutan alat 1 kali proses produksi
·      Perahu dari drum plastik Rp 350.000                        = Rp       29.500,00      
·      Parang @ Rp 60.000                                                 = Rp         5.000,00
·      Petibak @ Rp 65.000                                                = Rp         5.500,00      
                                               Total variabel cost         = Rp 1.395.000,00
           = Rp 1.630.000 + Rp 1.395.000
           = Rp 3.025.000
3.      Produksi 1,5 ton = 1.500 kg
4.      Harga Rp 4.500,00/kg
5.      Total revenju = 1.500 x 4.500 = Rp 6.750.000
6.      Profit = Rp 6.750.000 – Rp 3.025.000
 = Rp 3.725.000
7.      B/C ratio = Rp 3.725.000
Rp 3.025.000
= 1,23

BAB V
KESIMPULAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Berdasarkan hasil analisa tingkat pendapatan petani yang diperoleh dari hasil usaha budidaya rumput laut perpanen dengan luas tambak 1ha sebesar Rp.3.725.000
2.        Berdasarkan hasil analisa tingkat penerimaan efisiensi biaya yang digunakan memperlihatkan, bahwa rumput laut layak diusahakan karena menghasilkan B/C ratio sebesar 1,23 untuk satu kali proses produksi
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.         Pemberian dan pemakaian sarana produksi bibit, pupuk, pengendalian Hama penyakit perlu ditingkatkan untuk mendapatkan produksi yang optimal
2.         Penanganan proses rumput laut seperti waktu panen, kebersihan, kekeringan dan pengepakan harus mengikuti perlakuan teknis sehingga dapat bersaing di pasaran terutama untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More