Wednesday 7 March 2012

Cara Pencegahan Penyakit AIDS


Cara Untuk Menghindari HIV AIDS merupakan hal yang paling bijak & efektif dilakukan oleh kita, sebab mengobatinya akan lebih lama dan sulit, di Indonesia kasus HIV AIDS merupakan momok yang menakutkan karena penyakit ini bersifat menular. mencegah penyakit ini misalnya tidak melakukan tukar pasangan secara bebas atau menggunakan jarum suntuk secara bergantian, Sementara itu, angka penderita HIV AIDS di Indonesia terus meningkat. Hingga September 2006 tercatat jumlah total pengidap HIV positif mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Namun, kasus tersebut merupakan fenomena gunung es, lebih banyak yang tidak terpantau dari pada yang dilaporkan. Departemen Kesehatan tahun 2006 memperkirakan jumlah orang Indonesia yang tertular HIV AIDS berkisar 169 ribu–216 ribu orang. Dari jumlah penjaja seks (180 rbu-265 ribu orang), 8.200-9.640 orang telah terinfensi HIV. Padahal pelanggan penjaja seks di negeri Muslim terbesar ini mencapai 2,5 juta orang hingga 3,8 juta orang. Dari jumlah 96 ribu napi, sekitar 4.300-6.000 napi telah terinfensi HIV. Tahun 2010, diperkirakan angka pengidap viruf HIV mencapai 500 ribu orang. Memang, angka penderita penyakit mematikan ini akan terus meningkat. Bila terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun :
1.   Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2.   Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS.
3.   1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Gejala infeksi HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS. Gejalanya berupa : pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam yang hilang - timbul, perasaan tidak enak badan, lelah, diare berulang, anemia, thrush (infeksi jamur di mulut). Secara definisi, AIDS dimulai dengan rendahnya jumlah limfosit CD4+ (kurang dari 200 sel/mL darah) atau terjadinya infeksi oportunistik (infeksi oleh organisme yang pada orang dengan sistem kekebalan yang baik tidak menimbulkan penyakit). Juga bisa terjadi kanker, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma non-Hodgkin, gejala - gejala dari AIDS berasal dari infeksi HIVnya sendiri serta infeksi oportunistik dan kanker.

Banyak obat yang bisa digunakan untuk menangani infeksi HIV : Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( AZT (zidovudin), ddI (didanosin), ddC (zalsitabin), d4T (stavudin), 3TC (lamivudin), Abakavir ),  Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( Nevirapin, Delavirdin, Efavirenz ), Protease inhibitor ( Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir ), Obat tersebut ntuk mencegah reproduksi virus sehingga memperlambat progresivitas penyakit. HIV akan segera membentuk resistensi terhadap obat tersebut bila digunakan secara tunggal. Pengobatan paling efektif adalah kombinasi antara 2 obat / lebih, Kombinasi obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada penderita HIV positif dan memperpanjang harapan hidup.




Tips Cara pencegahan HIV Aids >>>

Program pencegahan penyebaran HIV dipusatkan terutama pada pendidikan masyarakat mengenai cara penularan HIV, dengan tujuan merubah kebiasaan orang - orang yang beresiko tinggi untuk tertular. Cara pencegahan ini adalah :
1.   Untuk orang sehat, Abstinens ( tidak melakukan hubungan seksual ), Seks aman ( terlindung ).
2.   Untuk penderita HIV positif, Abstinens, Seks aman, Tidak mendonorkan darah atau organ, Mencegah kehamilan, Memberitahu mitra seksualnya sebelum dan sesudah diketahui terinfeksi.
3.   Untuk penyalahguna obat - obatan, Menghentikan penggunaan suntikan bekas atau bersama - sama, Mengikuti program rehabilitasi.
4.   Untuk profesional kesehatan, Menggunakan sarung tangan lateks pada setiap kontak dengan cairan tubuh, Menggunakan jarum sekali pakai.

Diagnosa penderita penyakit AIDS

Untuk dapat didiagnosis dengan AIDS, seseorang harus memiliki jumlah CD4 di bawah 200 atau mengalami komplikasi AIDS, seperti:
  • Pneumocystis pneumonia jiroveci
  • Cytomegalovirus
  • Tuberkulosis
  • Toksoplasmosis
  • Kriptosporidiosis
Komplikasi di atas sering juga di sebut sebagai gejala hiv aids. Berbagai penyebab HIV AIDS dapat ditularkan mealalui darah yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina yang memasuki tubuh. Seseorang tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa seperti memeluk, mencium, menari atau berjabat tangan dengan seseorang yang menderita HIV atau AIDS. HIV tidak dapat ditularkan melalui air, udara atau melalui gigitan serangga. Secara umum penyebab penyakit HIV AIDS tertular melalui :

  • Selama seks. Anda dapat menjadi terinfeksi jika Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah, air mani atau cairan vagina memasuki tubuh Anda. Virus ini dapat memasuki tubuh melalui mulut atau air mata luka kecil yang kadang-kadang berkembang di dubur atau vagina selama aktivitas seksual.
  • Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah.
  • Berbagi jarum. virus HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi kepemilikan obat intravena menempatkan Anda pada risiko tinggi HIV dan penyakit menular lainnya seperti hepatitis.
  • Dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui. Tetapi jika perempuan menerima pengobatan untuk infeksi virus HIV selama kehamilan, risiko untuk bayi mereka secara signifikan berkurang. (source : kesehatan123.com)
Demikian artikel mengenai penyebab dan gejala hiv aids, sebagai tambahan pengetahuan baca juga artikel dina yang lain tentang penyakit asam urat, darah tinggi, kanker payudara, maag, dan kolesterol tinggi semoga dapat bermanfaat.

Penyebab HIV/AIDS

Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa adafaktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi,tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewatalat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu.Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerusmemperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkankelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel
T-helper.
Normalnya sel
T-helper 
ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketikaterjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistemkekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodiyang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel
T-helper 
juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel
T-suppressor 
atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikanserangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel
T-helper 
dalam darah daripada sel-sel
T-suppressor,
dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannyakira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan inikebalikannya, yaitu sel-sel
T-suppressor 
melebihi jumlah sel-sel
T-helper.
Akibatnya,penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel
T-helper 
untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-selpenolong yang sedang bekerja.Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel
T-helper,
kita jugaperlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang6
 
diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya denganbahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel
T-helper 
yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebut
retrovirus
.HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yangdilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus inijuga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan,peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan
cerebrospinal 

dari orangyang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuatrisau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan,semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS ataupenyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringanotak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virusHIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit(sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga dayatahan tubuh penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit

    

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More